Minggu, 07 April 2013

Tari Gending Sriwijaya


Tari Gending Sriwijaya

Tarian ini digelar untuk menyambut para tamu istimewa yang bekunjung ke daerah tersebut, seperti kepala negara Republik Indonesia, menteri kabinet, kepala negara / pemerintahan negara sahabat, duta-duta besar atau yang dianggap setara dengan itu.
Untuk menyambut para tamu agung itu digelar suatu tarian tradisional yang salah satunya adalah Gending Sriwijaya, tarian ini berasal dari masa kejayaan kemaharajaan Sriwijaya di Kota Palembang yang mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan terbuka terhadap tamu yang istimewa itu.
Tarian Gending Sriwijaya digelarkan 9 penari muda dan cantik-cantik yang berbusana Adat Aesan GedeSelendang Mantri,paksangkongDodot dan Tanggai. Mereka merupakan penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran penyanyi dan musik pengiring ini sudah lebih banyak digantikan tape recorder. Dalam bentuk aslinya musik pengiring ini terdiri dari gamelan dan gong. Sedang peran pengawal kadang-kadang ditiadakan, terutama apabila tarian itu dipertunjukkan dalam gedung atau panggung tertutup. Penari paling depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari yang membawapridon terbuat dari kuningan. Persembahan Sekapur Sirih ini menurut aslinya hanya dilakukan oleh putri raja, sultan, atau bangsawan. Pembawa pridon biasanya adalah sahabat akrab atau inang pengasuh sang putri. Demikianlah pula penari-penari lainnya.

Lirik Lagu Gending Sriwijaya


Lirik Lagu Gending Sriwijaya

Di kala ku merindukan keluhuran dahulu kala
Kutembangkan nyanyian lagu Gending Sriwijaya
Dalam seni kunikmati lagi zaman bahagia
Kuciptakan kembali dari kandungan Sang Maha Kala
Sriwijaya dengan Asrama Agung Sang Maha Guru
Tutur sabda Dharmapala sakya Khirti dharma khirti
Berkumandang dari puncaknya Siguntang Maha Meru
Menaburkan tuntunan suci Gautama Buddha sakti.

Borobudur candi pusaka zaman Sriwijaya
Saksi luhur berdiri teguh kokoh sepanjang masa
Memahsyurkan Indonesia di benua Asia
Melambangkan keagungan sejarah Nusa dan Bangsa
Taman Sari berjenjangkan emas perlak Sri Kesitra
Dengan kalam pualam bagai di Sorga Indralaya
Taman puji keturunan Maharaja Syailendra
Mendengarkan iramanya lagu Gending Sriwijay
Di kala ku merindukan keluhuran dahulu kala
Kutembangkan nyanyian lagu Gending Sriwijaya
Dalam seni kunikmati lagi zaman bahagia
Kuciptakan kembali dari kandungan Sang Maha Kala
Sriwijaya dengan Asrama Agung Sang Maha Guru
Tutur sabda Dharmapala sakya Khirti dharma khirti
Berkumandang dari puncaknya Siguntang Maha Meru
Menaburkan tuntunan suci Gautama Buddha sakti.

Borobudur candi pusaka zaman Sriwijaya
Saksi luhur berdiri teguh kokoh sepanjang masa
Memahsyurkan Indonesia di benua Asia
Melambangkan keagungan sejarah Nusa dan Bangsa
Taman Sari berjenjangkan emas perlak Sri Kesitra
Dengan kalam pualam bagai di Sorga Indralaya
Taman puji keturunan Maharaja Syailendra
Mendengarkan iramanya lagu Gending Sriwijay

Sabtu, 06 April 2013

tari pendet


Asal usul tari pendet – Tari Pendet merupakan kesenian tari yang berasal dari pulau Bali. Tari pendet adalah suatu pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis.
Sejarah Asal usul tari pendet
Tari Pendet diciptakan oleh seorang maestro tari dari Bali yaitu I Wayan Rindi (1967), I Wayan Rindi menjadikan tari pendet sebagai penggubah tarian sakral yang bisa di pentaskan di pura setiap upacara keagamaan. Asal usul tari pendetdiciptakan adalah untuk  tari pemujaan yang banyak dipentaskan di Pura, tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Inti Gerakan Tari pendet adalah untuk  simbol penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, beberapa seniman di pulau Bali merubah Tari Pendet menjadi “tarian ucapan selamat datang”, tetapi Tari pendet tetap mengusung unsur sakral dan religius yang menjadi ciri  tari pendet.

sejarah tari payung

Sejarah Asal usul tari payung :
Tari Payung merupakan tari tradisi Minangkabau yang saat ini telah banyak perubahan dan dikembangkan oleh senian-seniman tari terutama di Sumatra Barat. Awalnya tari ini memiliki makna tentang kegembiraan muda mudi (penciptaan) yang memperlihatkan bagaimana perhatian seorang laki-laki terhadap kekasihnya. Payung menjadiicon bahwa keduanya menuju satu tujuan yaitu membina rumah tangga yang baik. Keberagaman Tari Payung tidak membunuh tari payung yang ada sebagai alat ungkap budaya Minangkabau. Keberagaman tersebut hanyalah varian dari tari-tari yang sudah ada sebelumnya. Sikap ini penting diambil untuk kita tidak terjebak dengan penilaian bahwa varian tari yang satu menyalahi yang lainnya. Sejauh tari tersebut tidak melenceng dari akar tradisinya, maka kreasi menjadi alat kreativitas seniman dalam menyikapi budaya yang sedang berkembang.

asal usul tari payung


Asal usul tari payung
Asal usul tari payung

Asal usul tari payung – Tari Payung merupakan kesenian salah satu tari klasik dari yang berasal dari Daerah Minang. Tari payung menggambarkan kasih sayang seorang kekasih yang dilambangkan dengan melindungi dengan payungnya.Tari payung memang merupakan tari pergaulan muda-mudi sehingga dibawakan secara berpasang-pasangan. Selain menggunakan payung sebagai alat bantu yang dimainkan oleh penari pria, bisa juga ditambah dengan selendang untuk penari wanita.Musiknya cukup variatif, mulai dari agak pelan, lalu agak cepat dan cepat, sangat dinamis. Tari ini biasa dibawakan untuk memeriahkan acara pesta, pameran, dan lain sebagainya.

tari cendrawasih


Asal usul sejarah tari cendrawasih
Asal usul sejarah tari cendrawasih
Asal usul sejarah tari cendrawasih– Tarian ini di ciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busana dari pada tarian ini) dalam rangka mengikuti Festival Yayasan Walter Spies. penata tabuh pengiring adalah I Wayan Beratha dan I Nyoman Widha pada tahun 1988
Asal usul sejarah tari cendrawasihadalah didasari Gerakan yang mengisahkan sepasang burung Cendrawasih yang sedang memadu kasih. Gerakan yang lincah dipadukan dengan gairah asmara sepasang burung yang indah menjadikan Tari Cendrawasih merupakan jenis tari favorit ditampilkan dalam event-event yang meriah.
Tari Cendrawasih merupakan tari duet yang ditarikan oleh penari putri, kendatipun dasar pijakannya adalah gerak tari tradisi Bali, beberapa pose dan gerakannya dari tarian ini telah dikembangkan sesuai dengan interpretasi penata dalam menemukan bentuk – bentuk baru sesuai dengan tema tarian ini. Busana ditata sedemikian rupa agar dapat memperkuat dan memperjelas desain gerak yang diciptakan.

tari barong


Asal usul sejarah tari barong
Asal usul sejarah tari barong
Asal usul sejarah tari barong – Tari Barong merupakan kesenian  tari yang berasal dari Pulau Bali. Tari barong ditarikan oleh dua orang penari laki-laki, seorang memainkan bagian kepala barong serta kaki depan, dan seorang lagi memainkan bagian kaki belakang dan ekor. Barong yang berbentuk binatang mytologi ini banyak sekali macamnya, ada yang kepalanya berbentuk kepala singa, harimau, babi hutan jantan (bangkal), gajah, lembu atau keket. Keket oleh orang Bali dianggap sebagai raja hutan yang disebut pula dengan nama Banaspati Raja.
Asal usul sejarah tari barong  merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Pra Hindu yang menggunakan boneka berwujud binatang berkaki empat atau manusia purba yang memiliki kekuatan magis.Diduga kata barong berasal dari kata bahrwang atau diartikan beruang, seekor binatang mythology yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai pelindung. Tetapi di Bali pada kenyataannya Barong tidak hanya di wujudkan dalam binatang berkaki empat akan tetapi ada pula yang berkaki dua. Topeng Barong dibuat dari kayu yang diambil dari tempat-tempat angker seperti kuburan, oleh sebab itu Barong merupakan benda sakral yang sangat disucikan oleh masyarakat Hindu Bali. Pertunjukan tari ini dengan atau tanpa lakon, selalu diawali dengan demonstrasi pertunjukan yang diiringi dengan gamelan yang berbeda-beda seperti gamelan Gong Kebyar, gamelan Babarongan, dan gamelan Batel

asal usul tari legong


Asal usul Tari Legong
Asal usul Tari Legong
Asal usulTari Legong – Tari Legong merupakan sekelompok tarian klasik yang berasal dari daerah Bali
Tari Legong memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh.
Asal usul Tari Legong berasal dari kata “leg” yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan “gong” yang artinya gamelan. “Legong” dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.
Jadi Asal usul Tari Legong pertama kali dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua.Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap. Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas. Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad. Dalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir tahun 1960-an, dengan menggali kembal

tari kipas


Pengertian tari kipas – Tari Kipas Pakarena adalah salah satu  ekspresi kesenian tari masyarakat Gowa yang sering dipentaskan untuk mempromosi pariwisata Sulawesi Selatan. Dalam bahasa setempat, “pakarena” berasal dari kata “karena” yang memiliki arti “main”. Tarian ini sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat Gowa yang merupakan bekas Kerajaan Gowa.
Ekspresi kelembutan akan banyak terlihat dalam gerakan tarian ini, mencerminkan karakter perempuan Gowa yang sopan, setia, patuh dan hormat terhadap laki-laki pada umumnya, khususnya terhadap suami. Tarian ini sebenarnya terbagi dalam 12 bagian, meski agak susah dibedakan oleh orang awam karena pola gerakan pada satu bagian cenderung mirip dengan bagian lainnya. Tapi setiap pola mempunyai maknanya sendiri. Seperti gerakan duduk yang menjadi tanda awal dan akhir pementasan tarian Pakarena. Gerakan berputar searah jarum jam melambangkan siklus hidup manusia. Sementara gerakan naik turun mencerminkan roda kehidupan yang kadang berada di bawah dan kadang di atas.
Tarian Kipas Pakarena memiliki aturan yang cukup unik, di mana penarinya tidak diperkenankan membuka matanya terlalu lebar, sementara gerakan kakinya tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Tarian ini biasanya berlangsung selama sekitar dua jam, jadi penarinya dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang prima.
Sementara itu, tabuhan Gandrang Pakarena yang disambut dengan bunyi tuip-tuip atau seruling akan mengiringi gerakan penari. Gemuruh hentakan Gandrang Pakarena yang berfungi sebagai pengatur irama dianggap sebagai cermin dari watak kaum lelaki Sulawesi Selatan yang keras. Sebagai pengatur irama musik pengiring, pemain Gandrang harus paham dengan gerakan tarian Pakarena. Kelompok pemusik yang mengiringi tarian ini biasanya berjumlah tujuh orang, dan dikenal dengan istilah Gondrong Rinci.
Tidak hanya penari saja yang bergerak, penabuh gandrang juga ikut menggerakkan bagian tubuhnya, terutama kepala.  Ada dua jenis pukulan yang dikenal dalam menabuh gandrang, yaitu menggunakan stik atau bambawa yang terbuat dari tanduk kerbau, dan menggunakan tangan.
Demikian artikel mengenai Pengertian tari kipas. Semoga bermanfaat
Kata Kunci Pengertian tari kipas : Tari Kipas Sulawesi Selatan, Iringan Tari Kipas, Peran Tari Kipas, Perlengkapan Tari Kipas, Tari Kipas Korea, Tarian kipas wikipedia, Busana Tari Kipas, Asal Usul Tari Kipas Yang Berasal Dari Daerah Sulsel, Sejarah Tari Kipas Keprak, Sejarah Tari Kipas Indonesia, Tari Kipas Berasal Dari, Tata Busana Tari Kipas, Asal Daerah Tari Kipas, Asal Usul Tari Kipas Jepang, Tari Kipas Berasal Dari Mana, Gambar Dan Pengertian Tari Kipas Dari Korea, Susunan Kostum Dan Tata Rias Dalam Tari Kipas

tari nelayan


Tari Nelayan

Tari Nelayan ini adalah tarian laki - laki yang dipentaskan secara berkelompok dan biasanya diiringi oleh gamelan gong kebyar.

Photo Nelayan di Jimbaran

Sebagai tambahan dalam Babad Bali, Tari Nelayan  merupakan tari Bali yang menggambarkan kehidupan para nelayan di laut yang hidup dari hasil menangkap ikan.
Tari ini banyak menampilkan gerak-gerak seperti mendayung, melempar jala, tertusuk duri ikan dan lain sebagainya.
Tari ini adalah ciptaan I Ketut Merdana dari Buleleng sekitar tahun 1960

kostum tari merak


Kostum yang dipakai oleh penari dalam menampilkan Sejarah Tari Merak Jawa Barat. Warna kostum yang dipakai oleh para penari biasanya sesuai dengan corak bulu burung merak.
Selain itu, kostum penari juga dilengkapi dengan sepasang sayap yang mengimpletasikan bentuk dari bulu merak jantan yang sedang dikembangkan.
Dalam Sejarah Tari Merak Jawa Barat telah mengalami perubahan dari gerakan yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri dengan adanya perubahan kareografi yang dibuat oleh Dra. Irawati Durban Arjon.
Sejarah Tari Merak tidak hanya sampai disitu karena pada tahun 1985 gerakan Tari Merak kembali direvisi.
Dalam pertunjukannya Sejarah Tari Merak Jawa Barat biasanya ditampilkan secara berpasangan dengan masing – masing penari memerankan sebagai merak jantan atau betina.
Dengan iringan lagu gending Macan Ucul para penari mulai menggerakan tubuhnya dengan gemulai layaknya gerakan merak jantan yang sedang tebar pesona.
Gerakan merak yang anggun dan mempeson

sejarah tari merak


Sejarah Tari Merak Jawa Barat
Sejarah Tari Merak Jawa Barat
Sejarah Tari Merak Jawa Barat – Sejarah Tari Merak sebenarnya berasal dari bumi Pasundan ketika pada tahun 1950an seorang kareografer bernama Raden Tjetjep Somantri menciptakan gerakan Tari Merak.
Sesuai dengan namanya Sejarah Tari Merak Jawa Barat merupakan implentasi dari kehidupan burung Merak. Utamanya tingkah merak jantan ketika ingin memikat merak  betina.
Gerakan merak jantan yang memamerkan keindahan bulu ekornya ketika ingin menarik perhatian merak betina tergambar jelas di tari merak

sejarah tari piring


Sejarah Tari Piring














Sejarah Tari Piring  

Tidak dapat dipastikan dengan tepat mengenai sejarah Tari Piring. Namum, dipercayai bahawa ia telah wujud sekian lama di kepulauan Melayu sejak lebih 800 tahun yang lalu. Tarian ini dipercayai telah bertapak di Sumatra Barat atau lebih dikenali sebagai Minangkabau, dan berkembang hingga ke zaman Sri Viiaya. Kemunculan kerajaan Majapahit pada kurun ke 16, yang menjatuhkan kerajaan Sri Vijaya telah mendorong perkembangan Tari Piring ke negeri-negeri Melayu bersama-sama penghijrah atau orang-orang pelarian Sri Vijaya ketika itu.


Pencipta Tari Piring 
Tari Piring dikatakan tercipta daripada ''wanita-wanita cantik yang berpakaian indah, serta berjalan dengan lemah lembut penuh kesopanan dan ketertiban ketika membawa piring berisi makanan yang lezat untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa sebagai sajian. Wanita-wanita ini akan menari sambil berjalan, dan dalam masa yang sama menunjukan kecakapan mereka membawa piring yang berisi makanan tersebut". Kedatangan Islam telah membawa perubahan kepada kepercayaan dan konsep tarian ini. Tari Piring tidak lagi dipersembahkan kepada dewa-dewa, tetapi untuk majlis-majlis keramaian yang dihadiri bersama oleh raja-raja atau pembesar negeri.

Keindahan dan keunikan Tari Piring telah mendorong kepada perluasan persembahannya dikalangan rakyat jelata, iaitu dimajlis-majlis perkahwinan yang melibatkan persandingan. Dalam hal ini, persamaan konsep masih wujud, iaitu pasangan pengantin masih dianggap sebagai raja iaitu 'Raja Sehari' dan layak dipersembahkan Tari Piring di hadapannya ketika bersanding.


Bagaimana Cara Menari Tari Piring
Terdapat berbagai cara atau versi untuk menari Tari Piring, bergantung kepada tempat atau kampung atau daerah di mana Tari Piring tersebut diamalkan. Namun tidak banyak perbezaan antara satu tempat dengan tempat yang lain, khususnya mengenai konsep, pendekatan dan gaya persembahan. Secara keseluruhannya, untuk memahami bagaimana sesebuah Tari Piring dipersembahkan, berikut adalah urutan atau susunan sesebuah persembahannya.

1. Persiapan awal. 
Sudah menjadi kebiasaan bahawa sesebuah persembahan kesenian harus dimulakan dengan persediaan yang rapi. Sebelum sesebuah persembahan diadakan, selain latihan untuk mengujudkan kecekapan, para penari Tari Piring juga seharusnya mempunyai latihan penafasan yang baik agar tidak kacau sewaktu membuat persembahan.

Menjelang hari atau masa persembahan, para penari Tari Piring mestilah memastikan agar pring-piring yang mereka akan gunakan berada dalam keadaan baik. Piring yang retak atau sumbing harus diketepikan atau digantikan dengan yang lain, agar tidak membahayakan samada kepada diri sendiri atau orang ramai yang menonton. Ketika ini juga penari telah memutuskan jumlah piring yang akan digunakan.

Segera setelah berakhir persembahan Silat Pulut di hadapan pasangan pengantin, piring-piring akan diatur dalam berbagai bentuk dan susunan di hadapan pasangan pengantin mengikut jumlah yang diperlukan oleh penari Tari Piring dan kesesuaian kawasan. Dalam masa yang sama, penari Tari Piring telah bersiap sedia dengan menyarungkan dua bentuk cincin khas, iaitu satu di jari tangan kanan dan satu dijari tangan kiri. Penari ini kemudian memegang piring atau ceper yang tidak retak atau sumbing.

2. Memulakan tarian. 
Tari Piring akan bermula sebaik sahaja rebana dan gong dipukul oleh para pemusik. Penari akan memulakan Tari Piring dengan 'sembah pengantin' sebanyak tiga kali sebagai tanda hormat kepada pengantin tersebut iaitu; sembah pengantin tangan di hadapan sembah pengantin tangan di sebelah kiri sembah pengantin tangan di sebelah kanan

3. Semasa menari 
Selesai dengan tiga peringkat sembah pengantin, penari Tari Piring akan memulakan tariannya dengan mencapai piring yang di letakkan di hadapannya serta mengayun-ayunkan tangan ke kanan dan kiri mengikut rentak muzik yang dimainkan. Penari kemudian akan berdiri dan mula bertapak atau memijak satu persatu piring-piring yang telah disusun lebih awal tadi sambil menuju ke arah pasangan pengantin di hadapannya. Pada kebiasaannya, penari Tari Piring akan memastikan bahawa semua piring yang telah diatur tersebut dipijak. Setelah semua piring selesai dipijak, penari Tari Piring akan mengundurkan langkahnya dengan memijak semula piring yang telah disusun tadi. Penari tidak boleh membelakangkan pengantin.

Dalam masa yang sama kedua-dua tangan akan berterusan dihayun ke kanan dan ke kiri sambil menghasilkan bunyi 'ting ting ting ting .......' hasil ketukan jari-jari penari yang telah disarung cincin dangan bahagian bawah piring. Sesekali, kedua-dua tapak tangan yang diletakkan piring akan dipusing-pusingkan ke atas dan ke bawah disamping seolah-olah memusing-musingkannya di atas kepala

4. Mengakhiri persembahan 
Sesebuah persembahan Tari Piring oleh seseorang penari akan hanya berakhir apabila semua piring telah dipijak dan penari menutup persembahannya dengan melakukan sembah penutup atau sembah pengantin sekali lagi. Sembah penutup juga diakhiri dengan tiga sembah pengantin dengan susunan berikut; sembah pengantin tangan sebelah kanan sembah pengantin tangan sebelah kiri sembah pengantin tangan sebelah hadapan

Tempoh Menari
Tempoh atau jangkamasa menari olehseorang penari Tari Piring adalah bergantung kepada kecekapan dan kemahiran penari itu sendiri. Kecekapan dan kemahiran menghayun piring yang diseimbangkan dengan ketukan cincin amat perIu. Penari Tari Piring yang tidak terlatih mungkin akan menyebabkan piring yang diletakkan di tapak tangan terIepas dan jatuh ke tanah. Biasanya insiden seperti ini amat memalukan penari tersebut.

Dalam masa yang sama kepantasan penari melangkahkan kaki untuk memijak piring yang telah disusun juga akan mempengaruhi tempoh sesebuah Tari Piring. Namun pada keseluruhannya, seseorang penari Tari Piring akan hanya menari dalam tempoh masa antara tiga hingga lima menit sahaja. Oleh itu, pada lazimnya, sesebuah persembahan Tari Piring di hadapan pengantin akan hanya mengambil masa tidak melebihi 15 menit, dengan persembahan Tari Piring oleh antara tiga hingga tujuh orang. PerIu ditekankan bahawa sesebuah persembahan Tari Piring mesti disertai oleh penari dengan jumlah yang ganjil misal satu, tiga, lima, tujuh atau sembilan orang.

Pakaian Penari Tari  Piring
Pada kebiasaannya, pakaian yang berwarna-warni dan cantik adalah perkara wajib bagi sesebuah tarian. Tetapi bagi Tari Piring, memadai dengan berbaju Melayu dan bersamping saja. Warna baju juga adalah terserah kepada penari sendiri untuk menentukannya. Namun, warna-warna terang seperti merah dan kuning sering menjadi pilihan kepada penari Tari Piring kerana ia lebih mudah di lihat oleh penonton.

Musik dalam Tari Piring

Alat musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Piring, memadai dengan pukulan Rebana dan Gong sahaja. Pukulan Gong amat penting sekali kerana ia akan menjadi panduan kepada penari untuk menentukan langkah dan gerak Tari Piringnya. Pada kebiasaannya, kumpulan Rebana yang mengiringi dan mengarak pasangan pengantin diberi tanggungjawab untuk mengiringi persembahan Tari Piring. Namun, dalam keadaan tertentu Tari Piring boleh juga diiringi oleh alat musik lain seperti Talempong dan Gendang.

Falsafah Tari Piring
Tari Piring mempunyai peranan yang besar didalam adat istiadat perkahwinan masyarakat Minangkabau. Pada dasarnya, persembahan sesebuah Tari Piring di majlis-majlis perkahwinan adalah untuk tujuan hiburan semata-mata. Namun persembahan tersebut boleh berperanan lebih daripada itu. Persembahan Tari Piring didalam sesebuah majlis perkahwinnan boleh dirasai peranannya oleh empat pihak iaitu; kepada pasangan pengantin kepada tuan rumah kepada orang ramai kepada penari sendiri

Pasangan pengantin adalah orang yang diraikan didalam majlis perkahwinan. Mereka digelar 'Raja Sehari'. Oleh itu, persembahan Tari Piring di hadapan mereka adalah pelengkap kepada hari bersejarah tersebut.Dalam masa yang sama pasangan pengantin akan merasai bahawa kehadiran mereka sebagai 'raja sehari' sedang dinanti-nantikan oleh orang ramai dengan simbolik 'selamat datang' melalui Tari Piring tersebut. Hal yang sama juga akan dirasai oleh kedua-dua ibu bapa serta keluarga pengantin. Mereka merasakan bahawa majlis persandingan tersebut belum tamat dan tidak lengkap jika tidak disertai dengan persembahan Tari Piring.

Dikalangan orang ramai yang menghadiri majlis perkahwinan itu pula, selain sebagai suatu hiburan, mereka boleh memberi semangat kepada para penari Tari Piring agar membuat persembahan yang lebih baik dan menyeronokkan. Malah, kadangkala orang ramai yang menonton akan turut serta menyertai persembahan tersebut, semata-mata untuk memeriahkan suasana atau untuk menunjukkan kebolehan mereka. Keadaan ini agak berbeza pula kepada para penari Tari Piring itu sendiri. Setengah daripada penari Tari Piring yang masih bujang, menunjukkan kehebatan mereka menari adalah untuk 'memikat' gadis-gadis pengiring daripada pihak yang bertandang atau gadis-gadis sekampung yang sedang menonton persembahan mereka.

Suatu perkara yang menarik bagi Tari Piring pentas ialah kebolehan dan kecakapan penarinya memijak-mijak kaca di atas pentas sebagai mengakhiri persembahan Tari Piring. Didalam persembahan ini kaca yang telah dipecah-pecahkan berukuran antara tiga hingga delapan sentimeter di longgokkan di atas pentas yang kemudiannya dipijak-pijak serta dikuis-kuis dengan kaki oleh para penari. Simbolik kepada acara ini ialah "para pembawa hidangan sedang melalui atau memijak kaca piring yang pecah semasa mereka membawa sajian lauk pauk untuk dewa-dewa" . Kaki penari tidak cedera.

tata busana tari tor-tor


Tata Busana Tari Tor Tor

Tata busana tari tor tor termasuk sangat sederhana. Pria dan wanita yang ingin menarikan tari tor tor cukup mengenakan baju biasa yang dikenakan saat pesta. Baju ini dilengkapi dengan aksesoris berupa tenunan khas batak yang bernama Ulos. Ulos yang digunakan ada dua jenis, yakni ulos yang berupa ikat kepala dan ulos yang berupa selendang. Motif selendang ulos yang digunakan tergantung dari pesat apa yang sedang digelar. Dengan properti busana yang sangat sederhana seperti ini membuat semua orang yang menghadiri suatu pesta dapat menari tor tor bersama-sama.

Galeri Foto penari tari tor-tor Sumatera Utara

sejarah tari tor-tor


Tari tor tor, Seni Budaya dari Tanah Mandailing Sumatera Utara Indonesia

ADMIN DECEMBER 20, 2012 1

Tari tor-tor sumatera utara

Tari tor-tor adalah salah satu jenis tari yang berasal dari suku batak di Sumatera Utara. Menurut salah satu pakar tari Tor Tor dan juga mantan anggota anjungan Sumatera Utara 1973-2010, tari Tor Tor sudah menjadi budaya Batak sejak abad ke 13. Jika anda mendengar ada sebuah tari yang akan diklaim oleh Malaysia waktu dekat ini, ya tarian tor tor ini.
gambar tari tor tor batak sumatra utara

Sejarah Tari Tor Tor

Menurut sejarahnya, tor tor sudah ada sejak abad ke 13 di Sumatera Utara. Nenek moyang orang Mandailing diperkirakan berasal dari suku Karen yang tinggal di perbatasan Burma dan Myanmar. Tari tor tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh. Di masa lalu, tari ini dilakukan oleh patung-patung batu yang telah dimasuki roh. Roh itu menggerakkan batu seperti menari namun dengan gerakan yang kaku.
Ada beberapa jenis tari tor-tor. Ada tor-tor Pangurason atau tari pembersihan yang digelar pada saat membersihkan tempat sebelum adanya pesta agar diberi kelancaran dan dijauhkan dari mara bahaya. Selain itu ada juga yang dinamakan Tor Tor Sipitu Cawan atau Tari Tujuh Cawan yang digelar pada saat pengukuhan raja yang menceritakan tentang tujuh bidadari yang mandi di Gunung Pucuk Buhit. Apabila sebuah desa dilanda musibah, maka pada tanggal musibah tersebut akan digelar tarian Tor Tor dengan maksud meminta petunjuk atas masalah tersebut.

fungsi tari tanggai


 Sebagai simbol kehormatan
Salah satu penari membawa tepak yang berisi sekapur sirih yang merupakan simbol kehormatan. Tepak ini diberikan kepada tamu kehormatan dan tamu kehormatan biasanya memakan sedikit atau sekedar mengambil sekapur sirih tersebut.
2. Sebagai Hiburan
Tari Tanggai selalu ditampilkan di acara-acara adat selain menyambut tamu, tarian ini juga dapat menghibur tamu dan menghibur diri penari yang memang sudah menjadi hobi mereka dalam menari.
Busana yang sering digunakan penari dalam Tari Tanggai adalah :
  • Aesan gede
  • Selendang mantra
  • Aesan dodot
  • Aesan pak sangkong
Lestarikan seni budaya daerah dengan mengenal dan mencintai seni budaya sendiri.

Tari Tanggai, Tarian Asli Sumatera Selatan


sejarah tari tanggai


Tari Tanggai, Tarian Asli Sumatera Selatan

Tari Tanggai, Tarian Asli Sumatera SelatanTari tanggai atau tari tepak merupakan Tarian yang berasal dari Sumatera Selatan. Tarian ini biasanya dibawakan untuk menyambut tamu-tamu kehormatan. Tari Tanggai ini dibawakan oleh 3-5 orang penari. Pakaian yang digunakan adalah kain songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga.
Tari Tanggai ini hampir sama dengan Tari Gending Sriwijaya, perbedaannya hanya pada jumlah penari Gending Sriwijaya sebanyak 9 orang penari.  Kelenturan penari dan kelentikan jemari penari menandakan bahwa Tuan rumah dengan tulus dan ramah menyambut tamu. Perpaduan gerak gemulai dengan musik menandakan keharmonisan hidup masyarakat Palembang.
Pada zaman dulu Tari Tanggai ini merupakan tarian persembahan kepada dewa siwa dengan membawa sesaji berupa buah-buahan dan beraneka ragam bunga. Pada masa nya, Tari Tanggai ini merupakan tarian yang sakral.
Saat ini Tari Tanggai sering juga kita jumpai di setiap acara-acara resmi baik acara pemerintahan, organisasi, pernikahan, dan acara resmi lainnya. Biasanya tarian ini ditampilkan setelah tamui kehormatan hadir dan telah duduk di tempat yang telah disediakan.
tanggai 150x150 Tari Tanggai, Tarian Asli Sumatera Selatan

macam tari topeng



Tari Topeng Indonesia
Tari Topeng Indonesia – Tari Topeng adalah tarian yang penarinya mengenakan topeng. Topeng telah ada di Indonesia sejak zaman pra-sejarah. Secara luas digunakan dalam Tari Topeng Indonesia yang menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur. Diyakini bahwa topeng berkaitan erat dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku, topeng masih menghiasi berbagai kegiatan seni dan adat sehari-hari.

Cerita klasik Ramayana dan cerita Panji yang berkembang sejak ratusan tahun lalu menjadi inspirasi utama dalam penciptaan topeng di Jawa. Tari Topeng Indonesia, Topeng-topeng di Jawa dibuat untuk pementasan sendratari yang menceritakan kisah-kisah klasik tersebut.
Tari Topeng Indonesia dapat merujuk kepada beberapa bentuk kesenian:
Macam-macam Tari Topeng Indonesia :
Tari Topeng Indonesia dari Dayak
Tari Topeng Indonesia
Tari Topeng Indonesia









Di daerah Pulau Kalimantan, suku Dayak menggunakan topeng dalam Tari Hudog yang sering dimainkan dalam upacara keagamaan dari kelompok suku Dayak Bahau dan Modang. Tari Topeng Indonesia ini dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan hama perusak tanaman dan mengharapkan diberikan kesuburan dengan hasil panen yang banyak. Topeng yang digunakan berwarna hitam, putih, dan merah yang melambangkan kekuatan alam yang akan membawa air dan melindungi tanaman yang mereka tanam hingga musim.
Tari Topeng Indonesia dari Bali
Tari Topeng Indonesia
Tari Topeng Indonesia









Keberadaan topeng dalam masyarakat Bali berkaitan erat dengan upacara keagamaan Hindu, karena kesenian luluh dalam agama dan masyarakat. Tari Topeng Indonesia Bali adalah sebuah tradisi yang kental dengan nuansa ritual magis, umumnya yang ditampilkan di tengah masyarakat adalah seni yang disakralkan. Tuah dari topeng yang merepresentasikan dewa-dewa dipercaya mampu menganugrahkan ketenteraman dan keselamatan.
Tari Topeng Indonesia dari Cirebon
Tari Topeng Indonesia
Tari Topeng Indonesia









Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian di tatar Parahyangan. Tari Topeng Indonesia Cirebon, kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk Indramayu, Jatibarang, Losari, dan Brebes. Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya, dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.
Tari Topeng Indonesia dari Malang
Tari Topeng Indonesia
Tari Topeng Indonesia









Topeng Malang adalah kesenian Tari Topeng Indonesia dari daerah Malang, Jawa Timur. Kisah yang dibawakan biasanya berasal dari kisah Panji yang menceritakan kisah percintaan Raden Panji Asmoro Bangun (Inu Kertapati) dengan Putri Sekartaji (Chandra Kirana).
Tari Topeng Indonesia dari Ponorogo
Tari Topeng Indonesia
Tari Topeng Indonesia









Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat Tari Topeng Indonesia reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Tari Topeng Indonesia Ireng (Dayak)
Tari Topeng Indonesia
Tari Topeng Indonesia










Topeng Ireng adalah satu bentuk tradisi seni pertujukan yang berasimilasi dengan budaya lokal Jawa Tengah. Tari Topeng Indonesia yang juga dikenal sebagai kesenian Dayakan ini adalah bentuk tarian rakyat kreasi baru yang merupakan hasil metamorfosis dari kesenian Kubro Siswo.
Demikian artikel tentang Tari Topeng Indonesia semoga bermanfaat dan juga dapat menambah wawasan kita sema,
Artikel yang terkait dengan Tari Topeng Indonesia : sejarah tari topeng, tari topeng betawi, tari topeng jawa barat, tari topeng cirebon, sejarah tari topeng betawi, tari topeng bali, sejarah tari topeng cirebon, tari topeng kuncaran, download video tari topeng ireng, kesenian topeng ireng, download lagu tari topeng ireng, tari topeng ireng mp3 download, tari topeng ireng vidio, tari pendet, pameran tari topeng, tari topeng bali yunani, tari gambuh, kesenian tari topeng bali, tari topeng bali mp3, topeng bali tampil di yunani, Tari Topeng Indonesia, awali pameran topeng asia

Post title Tari Topeng Indonesia

fungsi seni topeng, makalah kuda lumping banyuwangi, asal usul tari kijang, alat musik tari payung, tari topeng kuncaran, kegunaannya seni topeng, contoh artikel koreografi jathilan, latar belakang tari payung, latar belakang tari piring, tari topeng kuncaran cirebon, sejarah tari topeng versi jawa, tari topeng kuncaran download, fungsi tari topeng cirebon, funsi seni topeng, karya seni tari berpasangan batak karo, kegunaan seni topeng, Sejarah pengetahuan tentang penjelasan tari topeng, kesimpulan tari topeng, wikipedia sinopsis tari kijang, tari merak berpasangan dan penjelasannya

tari topeng


Tari Topeng Indonesia – Tari Topeng adalah tarian yang penarinya mengenakan topeng. Topeng telah ada di Indonesia sejak zaman pra-sejarah. Secara luas digunakan dalam Tari Topeng Indonesia yang menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur. Diyakini bahwa topeng berkaitan erat dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku, topeng masih menghiasi berbagai kegiatan seni dan adat sehari-hari.

Cerita klasik Ramayana dan cerita Panji yang berkembang sejak ratusan tahun lalu menjadi inspirasi utama dalam penciptaan topeng di Jawa. Tari Topeng Indonesia, Topeng-topeng di Jawa dibuat untuk pementasan sendratari yang menceritakan kisah-kisah klasik tersebut.
Tari Topeng Indonesia dapat merujuk kepada beberapa bentuk kesenian:

pertunjukan tari sintren


Pertunjukan Tari Sintren Jawa Tengah
Sintren diperankan seorang gadis yang masih suci, dibantu oleh pawang dengan diiringi gending 6 orang. Dalam perkembangannya Tari Sintren Jawa Tengah sebagai hiburan budaya, kemudian dilengkapi dengan penari pendamping dan bodor (lawak).
Dalam permainan kesenian rakyat pun Dewi Lanjar berpengaruh antara lain dalam permainan Sintren, si pawang (dalang) sering mengundang Roh Dewi Lanjar untuk masuk ke dalam permainan Sintren. Bila, roh Dewi Lanjar berhasil diundang, maka penari Tari Sintren Jawa Tengah akan terlihat lebih cantik dan membawakan tarian lebih lincah dan mempesona.

Demikian artikel tentang Tari Sintren Jawa Tengah semoga bermanfaat untuk kita semua, karena dengan kita tau jenis-jenis tari di Indonesia maka bertambah p