Perkembangan Sejarah Tari Gambyong Jawa Tengah
Dari tahap ke tahap perkembangan tari gambyong, pada tahun 1980-an merupakan perkembangan yang paling pesat. Hal ini ditandai dengan semakin banyak bentuk sajian yang memodifikasi unsur-unsur gerak dengan perubahan tempo, volume, dinamik, kualitas gerak, dan lain sebagainya. Semakin meningkatnya frekuensi penyajian dan jumlah penari, membuat tari gambyong menjadi berubah dari sisi fungsi Sejarah Tari Gambyong Jawa Tengah dalam kehidupan masyarakat. Tari gambyong yang dulunya berfungsi sebagao tontonan dan hiburan, berkembang menjadi tari untuk penyambutan tamu dalam berbagai acara. Selain itu, peningkatan jumlah penari yang disebabkan oleh bentuk sajian secara masal dan ditambah dengan rentang usia penari yang bervariasi, dari gadis remaja sampai ibu-ibu. Saat ini bahkan seni tari gambyong sudah berbaur di berbagai tingkatan pendidikan, dari mulai PAUD sampai Perguruan Tinggi. Dari hal tersebut, menandakan bahwa Sejarah Tari Gambyong Jawa Tengah memiliki sifat njawani atau khas Jawa yang tidak akan cepat hilang tertelan zaman, situasional, dan fleksibel.
Menurut Dewi Sulastri, seorang penari dan sekaligus pendiri Drama Wayang Orang Swargaloka, untuk melestarikan budaya khususnya tari, hal yang sangat penting adalah kita mampu berinovasi sesuai perkembangan zaman, tetapi tetap berpegangan pada akar budaya tersebut. “Karena dunia saya tradisional, saya lebih tertarik pada tradisional, tetapi tari tradisional itu bisa kita kembangkan menjadi tari kontemporer, sesuai dengan perkembangan zaman” tuturnya. Ditambahkan lagi upaya untuk melestarikannya dengan cara menarik minat generasi muda dengan memberikannya nilai-nilai budaya yang luhur sejak dini. Selain itu, ‘kemasan’ budaya haruslah dibuat semenarik mungkin untuk membuat orang tertarik belajar budaya tersebut, paparnya.
Pada zaman ini, Sejarah Tari Gambyong Jawa Tengah memiliki perubahan nilai estetis dan dipadati oleh koreografi yang menarik. Nilai khas tari gambyong terletak pada ornamen-ornamen gerak tari dan keharmonisan pada gerak dan pola irama kendang. Penghayatan total dan disertai dengan wilet yang bagus akan sangat menambah nilai sensualnya. Hal ini merupakan daya tarik bagi penonton untuk menikmati pertunjukan tari gambyong ini. Ke depannya, tari gambyong semakin meningkat dari segi kualitas (peningkatan nilai estetisnya) dan segi kuantitas (peningkatan jumlah koreografi, penyajian, dan jumlah penari). Sebagai generasi penerus, kita berkewajiban untuk nguri-uri atau melestarikan dan mengembangkan budaya milik kita sendiri.
Demikian artikel tenteng Sejarah Tari Gambyong Jawa Tengah yang dapat saya paparkan pada posting kali ini, semoga bisa menambah wawasan mengenai budaya tari di Indonesi, karena pada umumnya jenis tari di Indonesia sangat banyak jenisnya dan beraneka ragam kreasinya, sekian dan terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar