Sebagai kota yang sempat ditetapkan sebagai ibu kota Hindia Belanda pengganti Jakarta (walau ketetapan itu akhirnya ditarik kembali), Bandung memiliki sejumlah tempat dan gedung bersejarah. Di bawah kami pilihkan 10 tempat bersejarah di Bandung yang pantas dikunjungi.
1. Jalan Asia Afrika
Sebagai jalan tertua, Jalan Asia Afrika menjadi saksi bagi banyak pembangunan awal di pusat Kota Bandung. Di sepanjang jalan ini masih terdapat beberapa bangunan dari awal pendirian hingga Jaman Keemasan Bandung. Beberapa memiliki nilai historis, seperti Alun-alun (lapangan publik tertua di Bandung), Savoy Homann (hotel tertua di Bandung), dan Gedung Merdeka (tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika). Oleh karena itu, Jalan Asia Afrika juga dapat dianggap sebagai jalan utama Bandung.
2. Kilometer 0
KM 0 adalah suatu titik di mana Daendels menancapkan tongkatnya dan berkata, “Coba usahakan, bila aku datang ke tempat ini sebuah kota sudah terbangun”. Kilometer 0 ditandai dengan sebuah monumen kecil. Titik ini juga dapat dianggap sebagai sentra Kota Bandung.
3. Alun-alun
Konsep Alun-alun Bandung mengacu pada Catur Gatra, yang berasal dari Kerajaan Mataram. Seperti Alun-alun di kota-kota Indies di Pulau Jawa, Alun-alun merupakan lahan terbuka berbentuk persegi empat tempat warga kota berkumpul untuk kegiatan sosial dan budaya, tempat berlangsungnya upacara-upacara pemerintahan, dan tempat berekreasi.
Konsep Catur Gatra menempatkan Alun-alun di pusat, keraton atau pusat pemerintahan lokal di sisi selatan Alun-alun, masjid di sisi barat, dan pusat kegiatan ekonomi dan sosial di sisi timur. Khusus di kota-kota Indies yang mendapat pengaruh kolonial, di sisi utara biasanya dibangun penjara.
4. Masjid Agung
Masjid yang dibangun pada tahun 1812 ini adalah masjid pertama di Bandung. Arsitektur Masjid Agung pada awalnya dirancang dalam gaya lokal (rumah panggung yang terbuat dari kayu dan atap rumbia) yang sangat sederhana. Selama sejarahnya yang hampir mencapai 200 tahun, masjid ini telah mengalami 8 kali renovasi.
5. Gubernuran
Gedung ini adalah kediaman Residen Priangan pertama di Bandung. Gubernuran mulai dibangun pada tahun 1864 sebagai kediaman Residen Priangan saat itu, Van der Moore. Pada masa sebelumnya, pusat Karesidenan Priangan berada di Cianjur. Namun dengan meletusnya Gunung Gede yang menghancurkan kota itu, pemindahan lokasi pun segera dilaksanakan.
6. Stasiun Pusat Kereta Api Bandung
Stasiun kereta api pertama di Bandung ini dibangun akibat pertumbuhan ekonomi Bandung yang mulai pesat menjelang akhir abad ke-19 sehingga mendorong dibukanya jalur transportasi. Pada tahun 1884, jalur kereta api dari Batavia tiba pertama kali di Bandung. Peristiwa ini membuat Bandung yang sebelumnya hanya sebuah desa kecil di dataran tinggi Priangan menjadi semakin terbuka dan ramai oleh pengunjung, terutama dari Batavia.
7. Vila Isola
Vila Isola adalah gedung Art Deco karya C.P. Wolff Schoemaker dan dianggap salah satu bangunan yang berhasil dalam menyatukan bangunan dengan lingkungannya. Dalam perkembangannya, bangunan ini sempat berfungsi sebagai hotel sebelum diambilalih oleh Kementerian Pendidikan pada tahun 1953 sebagai Perguruan Tinggi Pendidikan Guru. Kini, bangunan unik ini merupakan bangunan milik Universitas Pendidikan Indonesia.
8. Jalan Braga
Jalan paling bergengsi di Hindia Belanda di era 1920-30an ini muncul seiring pembangunan gedung-gedung publik dan komersial selama 1920-an hingga 1930-an, mengundang tidak hanya warga Bandung kelas atas untuk berbelanja atau rendezvous, juga turis mancanegara. Aktor Hollywood seperti Charlie Chaplin hingga para delegasi Konferensi Asia Afrika 1955 pernah melenggangkan kakinya di sini. Tidaklah berlebihan bila jalan sepanjang 800 m ini pernah dijuluki ‘The Most Fashionable Street in The East Indies’ – tempat untuk saling mengagumi pesona diri dan penampilan raga pengunjungnya.
9. Gedung Merdeka
Gedung Merdeka, yang pada awalnya adalah club house Societeit Concordia, dilestarikan sebagai salah satu bangunan historis Kota Bandung. Di gedung inilah Konferensi Asia Afrika diselenggarakan pada tahun 1955. Pada 24 April 1980, diresmikan Museum Asia Afrika yang menempati sayap kiri gedung.
10. Gedung Konvensi Landmark
Bangunan cantik bergaya Art Deco ini pada awalnya merupakan Toko Buku dan Percetakan van Dorp yang didesain oleh C.P. Wolff Schoemaker. Konon keuntungan yang dihasilkan perusahaan ini mampu membangun 50 vila mewah pada masanya. Hiasan kala (pahatan seperti yang terdapat di candi-candi Hindu) serta kaca patrinya yang berwarna-warni merupakan ciri khas bangunan ini. Saat ini, Landmark digunakan sebagai pusat konvensi, tempat banyak pameran di Bandung berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar